Nantikanlah Dia Dengan Sukacita

Yes. 61:1-4, 8-11; Mzm. 126; 1Tes. 5:16-24; Yoh. 1:6-8, 19-28

Kedatangan Mesias amat dinantikan umat Israel. Sebab Sang Mesias, menurut nubuat nabi Yesaya, akan hadir untuk memulihkan. Beberapa pemulihan karya Sang Mesias disebutkan nabi Yesaya. Antara lain: merawat orang yang remuk hati, membebaskan para tawanan, menghibur orang yang berkabung, dan banyak lagi yang lain. Keadaan-keadaan itu amat dirasakan umat Israel yang terjajah oleh Imperium Roma. Itu sebabnya antusiasme menanti kedatangan Mesias sangat kuat di kalangan orang Yahudi.

Di tengah pengharapan itu, kabar tentang sepak terjang Yohanes Pembaptis mulai terdengar. Ketika mendengar ada ”tanda-tanda” yang menjurus pada Sang Mesias mereka langsung mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi untuk menyelidiki dan mempertanyakan apakah ia adalah Mesias? Setidaknya nabi Elia atau nabi yang akan datang. Memang di masa itu kenabian tidak lagi hadir dan berkarya. 

Yohanes Pembaptis dengan jujur dan rendah hati menjawab bahwa dirinya bukan Mesias, bukan pula nabi Elia atau nabi yang akan datang. Ia menyebut dirinya sebagai orang yang berseru-seru untuk mempersiapkan umat menyambut kedatangan Mesias. Pdt. Andar Ismail menggambarkan peran Yohanes Pembaptis sebagai voorijder yang berarti sang pembuka jalan.

Bagi Yohanes, menyambut Mesias memang harus dalam sukacita, akan tetapi sukacita tidak identik dengan pesta. Gambaran tentang Yohanes Pembaptis yang sederhana menunjukkan bagaimana seharusnya sukacita menyambut Mesias dilakukan. Sukacita yang dimaksud Yohanes adalah kesediaan untuk membuka hati dan mengalami pertobatan.

Sukacita adalah bagian dari tiga keutamaan hidup etis orang kristen. Paulus menuliskannya kembali pada jemaat Tesalonika: bersukacitalah, berdoalah dan mengucap syukurlah. Tiga nilai keutamaan ini bisa dilakukan ketika orang memiliki kesadaran bahwa Sang Mesias telah hadir. Sang Mesias tak hanya hadir di sebuah tempat ribuan tahun yang lalu. Sang Mesias hadir senantiasa. Itu sebabnya hakikat-Nya disebut dengan istilah Imanuel, Allah beserta kita. Karena kesadaran itu tiga keutamaan dapat dilakukan orang percaya, apapun yang terjadi dalam hidupnya.

Marilah kita renungkan:

  1. Apakah Anda bersukacita dalam menyambut natal? Apa bentuk sukacita yang ada di hati Anda?
  2. Mampukah Anda bersukacita dalam segala keadaan? Bagaimana caranya?

(Pdt. Addi Soselia Patriabara)

About the Author

You may also like these