Yes. 40:1-11; Mzm. 40:1-11; 2Pet. 3:8-15; Mrk. 1:1-8
Bersama dengan Injil Markus hari ini kita memasuki minggu adven kedua. Injil Markus adalah Injil yang paling pendek. Tidak ada cerita tentang kelahiran Yesus. Tidak ada catatan tentang Yusuf dan Maria. Secara langsung, Injil Markus langsung memulai kisah dengan sebuah pernyataan: “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah” (1:1).
Pernyataan “Yesus anak Allah” ini diulang pada bagian menjelang akhir Injil Markus, melalui ucapan kepala pasukan yang bertanggung jawab atas penyaliban Yesus menyatakan, “Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!” (Mrk. 15:39).
Karena proklamasi atau pengakuan ini, penginjil Markus mengajak kita untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam menyambut kehadiran-Nya. Apa yang harus kita lakukan? penginjil mengajak kita belajar dari apa yang diteriakkan oleh nabi Yesaya “Persiapkan jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya” (Mrk. 1:3; Yes. 40:3).
Bagaimana caranya mempersiapkan jalan untuk Tuhan? Yohanes kembali menegaskan, cara menyambut Tuhan adalah “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu” (Mrk. 1:4). Pertobatan (Yun: metanoia, artinya berbalik) adalah panggilan yang semakin penting di tengah kehidupan masa kini. Sebab, manusia tidak lagi mampu membedakan mana yang benar dan mana yang tidak berkenan kepada Allah. Semua hal dilakukan umat manusia demi kepuasan diri. Natal adalah peristiwa perubahan hidup. Hal itu ditandai dengan cara hidup Yohanes Pembaptis yang berjubah bulu unta, berikat pinggang kulit, makan belalang dan madu hutan (Mrk. 1:6). Pakaian mengingatkan pada nabi Elia (2Raj. 1:8). Makanannya apa yang didapat di hutan. Dengan kata lain, dalam diri Yohanes nampak cara hidup yang sederhana sekaligus penuh iman.
Pertobatan semacam inilah yang dibutuhkan dalam mempersiapkan diri menyambut Yesus yang hadir. Pertobatan yang membawa kita pada kesadaran bahwa percaya kepada-Nya lebih mulia dari apapun.
Marilah kita renungkan:
- Sudahkah kita menyadari bahwa sesungguhnya kita tidak layak menyambut kedatangan Yesus?
- Apa yang dikehendaki Tuhan dalam menyambut kehadiran-Nya?
- Apa bentuk perubahan yang ingin Anda lakukan dalam mempersiapkan natal tahun ini? Doakanlah perubahan yang Anda inginkan itu dalam kesungguhan!
(Pdt. Addi Soselia Patriabara)