Sentuhan Kasih Allah

Yes. 40:21-31; Mzm. 147:1-11, 20; 1Kor. 9:16-23; Mrk. 1:29-39

Sentuhan kasih Allah melalui karya-karya-Nya diceritakan dalam seluruh Alkitab. Dari Alkitab kita memahami bahwa Allah tidak hanya bekerja untuk hal-hal besar dalam hidup umat manusia, tetapi juga pada hal-hal yang oleh manusia umumnya dianggap kecil. Hal itulah yang mau diingatkan nabi Yesaya kepada umat Israel. Nabi bertanya, “Tidakkah kamu tahu? Tidakkah kami dengar?” (Yes. 40:21, 28). Pengulangan pertanyaan itu menunjukkan keheranan Yesaya. Yesaya heran dengan ketidaksadaran manusia akan kuasa dan kasih Allah. Yesaya mengingatkan tentang Allah yang penuh kuasa. Allah berkarya secara universal dengan menciptakan langit, bumi, dan segala isinya. Namun, Allah juga berkarya secara personal, dalam keseharian manusia. Allah hadir dalam kelelahan dan ketidakberdayaan manusia. Yesaya mengatakan, “Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya” (Yes. 40:29).

Sentuhan kasih Allah paling dirasakan manusia melalui dan di dalam diri Yesus Kristus. Bacaan Injil Markus menuturkan awal karya Yesus dalam memberitakan Injil kerajaan Allah di Galilea. Dalam Injil Markus, Yesus seolah menutupi identitas diri-Nya. Beberapa catatan Markus menunjukkan hal tersebut. Misalnya, roh jahat dibentak Yesus untuk diam (Mrk. 1:25). Setan dilarang untuk berbicara tidak tentang diri Yesus (Mrk. 1:34). Juga Yesus yang pergi ketika orang mencari diri-Nya (Mrk. 1:37-38). Mengapa? Karena Yesus tidak ingin Ia dipuja sebagai mesias politis. Yesus adalah mesias hamba yang siap berkurban demi keselamatan umat manusia.

Melalui Yesus kita belajar bahwa kehadiran-Nya tidak hanya menyelamatkan umat manusia. Yesus juga hadir dan menyentuh umat manusia secara pribadi. Injil Markus menceritakan ibu Mertua Simon sakit demam. Tidak disebutkan demam apa. Keterbatasan pengetahuan pada waktu itu membuat semua penyakit dikaitkan dengan roh-roh jahat. Mungkin itu sebabnya orang-orang menghubungi Yesus. Kehadiran Yesus menunjukkan bahwa sakit yang “sederhana” pun mendapat perhatian dan pemulihan dari Yesus. Akan tetapi, tidak hanya karena relasi dengan Simon maka Yesus berkarya. Yesus juga berkarya pada masyarakat yang datang kepada-Nya dengan berbagai penyakit dan pergumulan.

Yesus juga mengajari kita untuk menyadari manusia hidup dalam kerapuhan. Manusia membutuhkan kekuatan. Kekuatan itu didapat ketika manusia menjalin relasi dengan Bapa. Hal itu ditunjukkan Yesus dengan pagi-pagi benar berdoa di tempat yang sunyi untuk bercakap-cakap dengan Bapa.

Menyadari akan karya kasih Allah yang luas dan mencakup segala hal, seharusnya membuat kita hidup dalam pengharapan dan kegembiraan. Pergumulan dan penderitaan mungkin akan terjadi, namun kita memiliki Tuhan yang setia menyertai. Itu sebabnya Yesaya mengatakan, “orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru.”

Refleksi

Marilah kita renungkan:

  • Ceritakanlah sentuhan kasih Allah seperti apa yang pernah Anda alami dalam hidup ini!
  • Apakah dengan mengingat karya Allah dalam hidup membuat Anda semakin kuat dan berpengharapan menghadapi pergumulan hidup?    

(Pdt. Addi Soselia Patriabara)

About the Author

You may also like these