Yes. 64:1-9; Mzm. 80; 1Kor. 1:3-9; Mrk. 13:24-37
Hari ini gereja Tuhan memasuki masa Adven. Pada Masa Adven orang percaya diingatkan tentang janji kedatangan Mesias yang telah dipenuhi melalui kelahiran Yesus Kristus. Itu sebabnya kita merayakan Natal. Namun, yang kita rayakan bukan sekadar Yesus yang telah hadir akan tetapi juga Yesus yang akan datang kembali kelak dalam kemuliaan-Nya.
Pertanyaan yang sering diajukan adalah kapan Yesus atau Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya? Pertanyaan tentang kapan Yesus datang kembali selalu hadir sepanjang masa. Tak jarang ada yang berusaha menebak atau meramal kapan kedatangan Anak Manusia. Alkitab sendiri menegaskan bahwa Anak Manusia pasti akan datang. Namun, Alkitab juga mengatakan soal kapan kedatangan Anak Manusia tidak dapat diketahui secara pasti. Bahkan disebutkan soal kedatangan Anak Manusia hanya diketahui oleh Sang Bapa saja (Mrk. 13:32).
Kedatangan-Nya yang pertama sebagai bayi yang rapuh dan lahir di kandang domba. Apakah ada orang yang memperkirakannya secara persis? Tidak! Demikian juga dengan kedatangan-Nya kembali. Namun, Yesus mengajak kita untuk membaca tanda-tanda. Yesus memberikan contoh ketika ranting pohon ara mulai melembut dan mulai bertunas, musim panas akan segera tiba (Mrk. 13:28). Apa yang dikatakan Yesus adalah sebuah gambaran tentang tanda-tanda kedatangan Anak Manusia. Tanda-tanda itu bukanlah sebuah kepastian melainkan gambaran. Jadi setiap kali tanda-tanda hadir, dalam bentuk alam atau penderitaan, kita diingatkan akan kepastian kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itulah panggilan untuk bertobat seharusnya menggema dalam hati kita.
Justru karena itu, pada masa Adven kita diajak berefleksi bagaimana mempersiapkan diri dalam menyambut kedatangan-Nya. Refleksi pertama terkait dengan kedatangan-Nya yang pertama. Kedatangan-Nya di kandang domba mengingatkan kita untuk membuka mata pada wong cilik. Kesediaan untuk merendahkan diri membuat kita menjadi pribadi yang juga saling merendahkan diri. Refleksi kedua terkait persiapan kita dalam menyambut kedatangan-Nya dalam kemuliaan. Yang dibutuhkan adalah yang senantiasa berjaga-jaga dalam pengharapan dan penyerahan diri.
Memasuki masa Adven pertama marilah kita bertanya pada diri kita:
- Apakah dalam mempersiapkan Natal kita membuka hati dan peduli pada sesama kita, khususnya yang lemah dan menderita? Apa bentuk kepedulian kita?
- Hal apakah yang akan saya lakukan untuk mempersiapkan kedatangan Anak Manusia dalam kemuliaan-Nya kelak?
(Pdt. Addi Soselia Patriabara)