Kej. 9:8-17; Mzm. 25:1-10; 1 Pet. 3:18-22; Mrk. 1:9-15
Di saat pemilu kita semua merasakan suhu politik yang begitu panas. Saling serang terjadi antar kubu yang berbeda pilihan. Mungkin dampak panasnya suhu politik masih kita rasakan sampai saat ini. Namun, perbedaan pilihan tidak boleh merusak kesatuan kita. NKRI harus berada di atas pilihan kita.
Sebagai bagian dari rakyat Indonesia, telah banyak kita mendengar janji-janji dari para calon pemimpin yang disampaikan saat kampanye. Kita juga bisa membacanya dalam visi-misi yang disampaikan para calon pemimpin kita. Apakah janji-janji itu akan dipenuhi? Belajar dari semua pemimpin yang ada, selalu saja ada janji yang tidak ditepati atau gagal dipenuhi. Mengapa? Karena pemimpin adalah manusia, yang rapuh dan terbatas, serta kerap hidup dalam gelimang dosa. Itu sebabnya, janji kerap kali tinggal janji.
Sebagai orang beriman, kelirulah kita ketika meletakkan pengharapan kita pada manusia. Sebab, sekali lagi, manusia kerap ingkar janji. Itu sebabnya pemilu kita lakukan dalam semangat iman yang tertuju kepada Tuhan. Memohon agar Tuhan memampukan para pemimpin memenuhi janjinya. Mengapa Tuhan? Karena janji Tuhan selalu ditepati. Tuhan tidak pernah ingkar janji.
Hal ini dinyatakan dengan jelas dalam seluruh Alkitab. Kehadiran Yesus adalah bukti janji Tuhan yang akan menyelamatkan umat manusia telah terpenuhi. Dalam prosesi baptisan Yesus, terdengar suara, “Engkaulah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan” (Mrk. 1:11). Dalam diri Yesus, janji Allah banyak dinyatakan. Sebelum itu, janji Allah dinyatakan dalam Kejadian 9. Selepas kisah air bah, Allah berjanji kepada Nuh dan keluarganya, serta segala makhluk yang selamat, untuk tidak menghukum mereka lagi.
Jika Allah tidak pernah ingkar janji, bagaimana dengan orang-orang yang mengaku percaya kepada-Nya? Jika di dunia ini kita sering melihat banyak orang yang ingkar janji, tidaklah demikian bagi orang percaya. Yesus mengatakan, “Jika ya, hendaklah kamu katakan: Ya, jika tidak, hendaklah kami katakan: Tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat” (Mat. 5:37). Bagi Yesus, sebagai anak-anak-Nya kita harus berjuang memenuhi setiap janji kita. Firman Tuhan mengatakan, “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan” (Why. 2:10b). Bagi mereka yang setia kepada Tuhan, kepada janjinya yang pasti didengarkan Tuhan, tersedia apresiasi surgawi berupa mahkota kehidupan. Maukah kita menerimanya?
Refleksi
Marilah kita renungkan:
- Apakah Anda pernah merasakan janji Allah yang terpenuhi dalam hidup Anda?
- Ceritakanlah! Apakah kalimat “Allah tidak pernah ingkar janji” bermakna buat hidup Anda?
- Jika Allah setia pada janji-Nya, bagaimana dengan Anda?
(Pdt.Addi Soselia Patriabara)